Obat itu Ibu

2:19 PM

Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.

Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.

Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.

Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.

Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf
Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf
Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf
Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf
Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf
Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf
Waktu kecil, kita tentunya sering merasakan sakit. Tubuh yang masih rentan, membuat kita seringkali harus berkunjung ke dokter atau bidan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, kadang kita kesulitan dalam mengungkapkan sakit apa yang sedang kita rasakan dan dimana letak sakit tersebut. Kita hanya menangis dan terus menangis. Dokter pun akan melakukan diagnosa lalu mencoba menerka sakit apa yang sedang kita derita.
Pernahkah kita sadari bahwa pada saat itu, saat kita sakit, saat tubuh kita meronta-ronta, hanya ada satu sosok yang membuat kita tenang. Sosok itu mampu meneduhkan kegelisahan yang kita rasakan. Sosok itu bernama Ibu. Ibu dengan gurat mukanya yang cemas, berusaha menenangkan kita. Padahal, dalam hatinya sendiri batinnya sangat kesakitan melihat kondisi anaknya yang sakit.
Dan lihat bagaimana cinta tulus ibu berhasil menyembuhkan kita. Saat kita berobat ke dokter, saat dokter bertanya pada kita “dek, yang sakit dimana ?”, kita biasanya hanya diam lalu memandang ibu kita. Kita lebih mempercayai ibu kita untuk merefleksikan rasa sakit yang sedang kita alami. Kita percaya bahwa ibu tahu apa yang kita rasakan dan dimana rasa sakit itu berada. Seperti itu saja, lalu ibu pun menerjemahkan pandangan kita pada sang dokter hingga dokter pun berhasil memberikan obat yang tepat untuk kita.
Bagi saya, obat sebenarnya dari segala kesakitan adalah pelukan dan senyuman ibu.
- See more at: http://zamzamisaleh.blogspot.com/2013/04/obat-itu-bernama-ibu.html#sthash.4GxAKaYP.dpuf

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images