The Last Words
1:46 PM
Di Season ke 6 Sitkom Amerika ‘How I Met Your Mother’, Marshall Erikson –salah
satu tokoh utama di Sitkom tersebut- harus menghadapi kenyataan pahit. Ayahnya
mendadak kena serangan jantung yang akhirnya merenggut nyawannya. Sebagai
seorang anak yang sangat dekat dengan ayahnya, Marshall bisa dibilang cukup
shock.
Pada hari pengkremasian, semua teman akrab Marshall datang ke rumah
Marshall untuk memberikan dukungan. Ted dan Barney, sibuk untuk mencari cara
agar Marshall tersenyum. Namun tetap tidak bisa menemukan cara yang tepat. Nah,
pada saat itu, sebagaimana lazimnya kematian seorang kristen , diadakanlah
semacam upacara di Gereja dimana masing-masing anggota keluarga akan
menyampaikan kata perpisahan terakhir pada yang meninggal. Tema yang dipilih
adalah ‘The Last Words’ – kata terakhir yang diucapkan oleh Ayah Marshall.
Jadi, masing-masing anggota keluarga akan mengucapkan kata perpisahan sesuai
dengan tema ini yaitu kata terakhir yang diucapkan Ayah Marshall pada mereka.
Sesuai dengan tema ini, Marshall pun mencoba mengingat apa kata terakhir
yang diucapkan oleh sang ayah padanya. Sayangnya, sebagai seorang ayah yang
suka bercanda, Marshall sulit untuk menemukan apa kata terakhir yang
benar-benar berharga dan berkualitas dari Ayahnya. Teman-temannya pun berkata
bahwa kata terakhir itu tidaklah penting, ‘yang penting adalah kau tahu
bahwa ayahmu sangat mencintaimu’.
Setelah mengingat beberapa saat, Marshall akhirnya ingat bahwa kata
terakhir sang ayah padanya adalah ‘Rental lah film Crocodil Dundee III, film
ini keren banget semalam !’. Marshall cukup kecewa. Apalagi diantara seluruh
anggota keluarga, hanya ia yang tidak mendapatkan kata terakhir yang
benar-benar berkesan. Ibunya bercerita tentang keharmonisan dan cinta sang ayah
sampai akhir, Kakak tertuanya bercerita tentang Ayahnya yang menggendong
anaknya dan nasehatnya tentang kesungguhan dalam berusaha, Adiknya juga
bercerita hal yang sama tentang nasehat ayahnya yang luar biasa. Hanya Marshall
yang mendapatkan kata terakhir begitu sederhana dan kocak, ‘Rental lah film
Crocodil Dundee III, film ini keren banget semalam !’.
Sebelum naik ke mimbar, Marshall akhirnya menyadari bahwa ia memiliki satu
buah pesan suara yang ternyata dari sang Ayah. Dilihat dari waktunya, ternyata
pesan tersebut dikirim saat sang Ayah sedang mendekati ajal. Disinilah akhirnya
Marshall mendengarkan kata terakhir yang sebenarnya dari sang Ayah. Ayahnya
berkata “ Marshall, aku mencintaimu Nak !”. Marshall pun lega. Walau, ketika di
mimbar, ia menolak membagi kata terakhir tersebut dan tetap menceritakan versi
lucu ayahnya, tentang ‘Rental lah film Crocodil Dundee III, film ini keren
banget semalam !’.
***
Sesuatu yang sifatnya paling akhir biasanya sangat berharga dan dihargai.
Di Dunia ini, hampir seluruh material dan barang yang berlabel ‘Cetakan
terakhir’ atau ‘Produk terakhir’ akan diburu oleh penggemar. Kenapa ? mungkin
akan ada banyak jawabannya. Namun saya memilih jawaban bahwa disaat sesuatu
sudah mencapai akhir, kita baru akan merasa betapa besarnya makna yang ia
miliki. Sama seperti waktu yang begitu berharga jika telah sampai di
penghujungnya.
***
Ada dua pelajaran menarik yang saya ambil dari kisah fiktif diatas.
Pertama, hargailah apapun yang kita miliki. Baik itu berupa barang atau waktu
yang kita punyai saat ini. Hargai, hormati dan manfaatkanlah dengan usaha yang
optimal. Karena, saat ia sampai pada batasnya, kita tidak akan mempunyai
apa-apa lagi selain penyesalan, kenapa dulu saya tidak seperti ini ?, kenapa
dulu saya tidak seperti itu ?.
Kedua, Tinggalkan kesan yang baik pada setiap orang. Umur dan jatah hidup
bukanlah kuasa kita. Kapan saja, ia bisa mencapai garis akhir tanpa kita
ketahui dan tiba-tiba saja kita akan mati. Persoalannya adalah apa yang telah
kita lakukan, baik ucapan maupun tingkah laku, akan tetap ada dalam ingatan
orang-orang yang pernah dekat dengan kita. “What if it was your last word”, bagaimana
jika kata tersebut adalah kata terakhir kita ? Tegakah kita menjadikan ucapan
terakhir kita adalah ucapan yang tidak berharga atau malah menyakiti ? Bagaimanakah
perasaan orang yang kita tinggalkan jika perbuatan terakhir kita adalah
perbuatan yang hina dan mengecewakan ?
Konsekuensi logisnya adalah kita harus mengusahakan agar setiap detik
kehidupan kita diisi dengan hal-hal yang baik, berharga dan bermanfaat. Kalau
kita berkata, berkatalah yang baik. Jika berbuat, berbuatlah yang baik dan
bermanfaat. Tinggalkanlah kesan yang
baik, agar saat kita benar-benar mati nanti, orang akan senantiasa mengingat
kebaikan kita dan mendoakan kita yang tidak tahu bagaimana nasibnya di
kehidupan yang kedua. Semoga doa tulus mereka, akan meringankan beban dosa yang
telah kita perbuat
***
Jika bisa memilih, apa kata terakhir yang akan anda ucapkan ? Saya sendiri
akan mengucapkan dua hal jika di perkenankan. Kata pertama adalah ‘Aku
mencintai kalian karena Allah’, kata ini akan saya ucapkan pada setiap manusia
yang pernah dekat pada saya. Baik itu orang tua, saudara, keluarga, sahabat,
guru, murid dan lain-lain. Saya ingin mereka tahu bahwa betatapun marahnya
saya, kecewanya saya, getirnya saya, saya tetap mencintai mereka apa adanya
karena Allah. Allah telah menumbuhkan rasa kasih sayang di muka bumi, lantas
apa yang melarang saya untuk mengucapkannya dan menghujamkan maknanya di dalam
dada.
Kata kedua adalah kalimat Laa Ilaaha Illallah لا اله الا الله . Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud dalam sunannya, Rasulullah bersabda :
قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "من كان آخر كلامه لا إله
إلا اللّه دخل الجنة"
“Barang
siapa yang kata terakhirnya adalah Laa Ilaaha Illallah/ Tiada Tuhan selain
Allah, maka ia masuk surga”
Semoga...
0 komentar