Semangat Apa ?

6:18 PM

Sampai hari ini, saya masih kagum dengan beberapa anggota PII yang gugur dalam sebuah peristiwa heroik. Saya sebagai salah satu kader PII alias Pelajar Islam Indonesia, selalu bertanya-tanya, apa yang membuat mereka selalu semangat sehingga akhirnya gugur membela bangsa dan agama ?

Saya mengenal nama-nama seperti Suryo Sugito, Komandan Brigade PII yang gugur dalam usianya yang masih remaja lantaran ditembak oleh Pemberontak PKI. Ada nama Ichwan Ridwan Rais, salah seorang kader PII Jakarta yang gugur sebagai salah satu pahlawan Ampera saat memperjuangkan TRITURA. Nama beliau pun diabadikan sebagai nama jalan di terusan antara JI. Medan Merdeka Timur dan JI. Menteng, di Jakarta Pusat.


Di daerah saya sendiri, ada nama Ahmad Karim, kader PII Bukittinggi ini termasuk salah seorang korban saat aksi massal serentak memperjuangkan TRITURA tahun 1966. Selain itu saya juga mengenal nama Oktavianus. Mantan Ketua Umum PII Sumatera barat Periode 1982-1984 ini dikenal sebagai kader yang sangat loyal. Semangatnya dalam memperjuangkan bangsa dan Islam lewat PII sangatlah heroik. Tak kenal rasa sakit dan lelah. Beliau akhirnya meninggal muda.

Semangat apakah yang mereka miliki ?

Bandingkan dengan hari ini. Hari ini begitu banyak masalah. Begitu banyak problematika yang semestinya jadi catatan dan dicarikan solusinya segera. Ada masalah pendidikan, ekonomi, sosial, politik. Yang lebih parah ada masalah yang sedang menggerogoti keimanan, akhlak dan budaya pelajar. Disini pelajar ketahuan mencontek, disana pelajar ketahuan mengkonsumsi Narkoba. Budaya sex bebas pelajar begitu memprihatinkan. Pornografi sudah bukan barang asing bagi mereka. Semangat belajar mereka hancur. Pendidikan mereka tidak tahu kemana arahnya.

Ini semua masalah yang menghancurkan hati. Ini semua masalah yang harus direspon segera. Ini masalah yang menjadi tanggung jawab mereka yang sadar.

Ketika ditanya, 'Apa solusi dari semua masalah diatas ?' orang akan serempak menjawab 'ISLAM'. Namun Islam yang seperti apa ? Islam akan menjadi solusi jika umatnya bergerak. Islam akan menjawab semua problematika jika semua kadernya beraksi, meninggalkan sejenak kepentingan pribadi untuk mengurusi masalah ini.

Namun lihat saat ini. Dengan dalih 'mengikuti amanah orang tua', diri pelajar islam tidak sempat dan tidak mau menyempatkan untuk beraksi, bahkan mungkin untuk memikirkan masalah dan solusinya pun tidak. Dengan dalih 'saya pun punya kehidupan sendiri', semangat para pelajar Islam untuk bergerak mengentaskan problematika ini pun hilang.
Sumber : http://ahmedfikreatif.wordpress.com

Tidakkah kita malu dengan para pendahulu ? yang rela meninggalkan apa yang ia miliki demi memperjuangkan Islam ? yang rela tidak makan, kurang minum, kurang tidur, demi memikirkan solusi atas masalah di sekitarnya ?

Kalau rasa malu itu tidak ada lagi, kalau rasa resah itu tidak muncul lagi, kalau rasa galau akibat polemik bangsa serta kehancuran moral itu tidak lagi mengetuk batin, maka ada baiknya kita bertaubat dan istighfar. Siapa tahu kita ini bukanlah manusia lagi. Karena manusia itu punya hati yang terus hidup bahkan saat raga kita tidur. Ia senantiasa sensitif menangkap pesan-pesan Allah untuk selalu beramar makruf nahi munkar. Untuk selalu bergerak memperbaiki kualitas diri dan orang di sekitar.

Sedangkan hati yang mati, tidak pantas menjabat gelar Manusia lagi. Hati yang telah mati, tidaklah memiliki nilai lagi. Ia ibarat bangkai burung dalam sangkar emas. Tidak berguna tidak berharga.

Islam adalah semangat, Islam adalah Ruh, Ia tidak akan pernah mati. Kalau diri kita malas dalam berjuang, enggan untuk berpikir sejenak tentang bangsa, tentang agama, maka ada masalah dalam Islam kita.


....Tinggal lah Ayah Tinggalah Ibu
Relakan kami pergi berjuang
dibawah naungan panji Islam
sampai agama Islam cemerlang......

....Jangan kembali Pulang PII
Kalau tak akan Menang
Walau mayat terhampar di medan juang
Untuk Islam, PII Berjuang......




You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images