Gunung Qasiyun - Saksi Sejarah Ilmu Pengetahuan dan Peradaban di Damaskus

7:02 PM

Gunung Qasiyun di negeri Syam merupakan salah satu gunung yang menjadi gugus barisan pegunungan Qalmun. Secara geografis, ia terletak di sebelah utara kota Damaskus dan berada di ketinggian 1200 meter dari laut dan 600 meter dari Damaskus. Gunung menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam sejarah dan peradaban manusia di Damaskus dan Syam pada umumnya. Ia adalah salah satu elemen estetika yang paling penting bagi Damaskus yang disela-selanya terdapat sungai yang dingin. Para sejarahwan menyatakan bahwa dahulunya, Gunung Qasiyun dipenuhi oleh pohon kurma dan ilalang namun semua itu dipangkas habis oleh Timur Lenk saat Damaskus ditaklukkan olehnya.

Kota Damaskus dilihat dari Gunung Qasiyun (Foto : Dimashkiat.com)
Gunung Qasiyun sendiri telah menjadi saksi panjang sejarah umat manusia. Menurut beberapa penuturan, di gunung merupakan tempat pendidikan bagi para ahli ibadah serta para ahli zuhud. Gunung ini juga menjadi tempat menyendiri bagi manusia yang sedang merasakan kegundahan dan kegalauan. Menurut sebagian riwayat juga, gunung ini juga didiami oleh beberapa nabi dan rasul dahulunya.

Ada banyak sebutan terhadap gunung ini. Semuanya berlatar belakang kisah tersendiri yang terjadi disana. Diantara sebutannya adalah Gua kelaparan, Gua Jibril, Gua Darah (lantaran kononnya di gunung inilah terjadi pembunuhan pertama dimana Habil menjadi korbannya) dan lain-lain. Selain itu di gunung ini juga terdapat beberapa makam yang merupakan jejak sejarah para kaum zuhud dan hamba Allah yang Arif seperti Makam Nabi Ibrahim Khalilullah Alaihissalam di desa Barzah yang terletak di sebelah timur kaki gunung Qasiyun serta Kuburan Nabi Dzulkifli, Nabi Thalut, Nabi Yunus dan lain-lain ‘alaihimussalam.

Gunung Qasiyun malam Hari (Foto: Dimashkiat.com)

Kota Damaskus sendiri terlihat begitu jelas jika dilihat dari puncak gunung ini. Dan pada malam hari, gunung Qasiyun akan terlihat indah jika dilihat dari kota Damaskus lantaran kerlap-kerlip lampu rumah penduduk yang tinggal di kaki dan lereng gunung ini.

***

Salah satu keistimewaan gunung ini adalah di sekitar kakinya dahulu berdiri ratusan madrasah tempat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam berkembang pesat.  Daerah pusat ilmu pengetahuan dan madrasah tersebut dikenal dengan nama Hayy Ash-Shalihiyyah.

Hayy Ash-Shalihiyah sendiri mulanya merupakan tempat para perantau dan pengungsi dari Al-Quds berdiam paska melarikan diri dari amukan tentara Salib. Rombongan pertama para pengungsi ini dipimpin oleh Syekh Ahmad bin Qudamah Al-Maqdisi tahun 551 H / 1155 M. Mereka tinggal di sebuah desa kecil yang bernama Qaryah An-Nakhl atau Qaryah Al-Jabal yang terletak di kaki gunung Qasiyun. 
 
Gunung Qasiyun siang hari (Foto : Dimashkiat.com)
 Disini mereka lalu membangun sekolah yang bernama Madrasah Al-Umariyah (Insya Allah tulisan tentang madrasah ini akan diposting dalam waktu dekat bi iznillah) yang dianggap sebagai peletak dasar pertama Madrasah di Negeri Syam. Setelah beberapa waktu, Madrasah ini lalu diperluas atas dukungan Sultan Nuruddin Zanki serta penerusnya Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Perlahan-lahan daerah ini lalu dikenal sebagai Mantiqah atau Hayy Ash-Shalihiyyah (dinisbahkan kepada Kaum orang Saleh yang tinggal pertama kali disana.

Hayy Ash-Shalihiyyah ini sendiri diperluas batas wilayahnya pada masa Dinasti Ayyubiyah dan dijadikan sebagai Pusat utama Madrasah Agama, Pusat pengkajian Ilmu pengetahuan serta menjadi kawasan elit rumah pejabat pemerintahan. Beberapa madrasah terkenal seperti Madrasah Al-Umariyah, Madrasah Adh-Dhiya’iyyah dan lainnya berada di lokasi ini. Tempat ini juga lokasi munculnya beberapa Ulama penting yang namanya termasyhur hingga sekarang seperti Imam Ibn Qudamah Al-Maqdisi, Imam Dhiya’uddin Al-Maqdisi dan lain-lain.

***

Masih di seputaran Gunung Qasiyun juga terdapat lokasi yang didiami oleh kelompok masyarakat. Tempat tersebut bernama Hayy Al-Muhajirin. Ia terletak di sebelah barat Hayy Ash-Shalihiyyah. Menurut sejarah, lokasi ini baru eksis diisi oleh manusia pada akhir abad ke 19 M. Kala itu, sebagian kaum Muslim di beberapa negara di Eropa timur terdesak dan terusir dari tanah kelahiran mereka hingga terpaksa harus hijrah ke negeri-negeri Islam lantaran perang berkepanjangan disana. Pemerintahan Turki Ustmani saat itu yang dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II berinisiatif untuk mengungsikan mereka ke Syria. Maka dipilihlah beberapa lokasi di dekat gunung Qasiyun sebagai tempat tinggal mereka yang kemudian dikenal dengan Hayy al-Muhajirin artinya Tanah kaum Imigran.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images