Tanya, Tanya dan Tanya
3:13 AM
Hidup
ini adalah lingkaran pertanyaan. Percaya atau tidak, sejak kecil kita selalu
ditanya dan ditanya. Waktu masih bayi, saat digendong dan dicium oleh orang tua
kita, mereka akan bertanya pada kita ‘Yang ganteng ini anak siapa ?’ walau
mereka tahu bahwa kita tidak mungkin bisa menjawabnya. Kadang saya berpikir,
seandainya waktu itu saya bisa berpikir dan berkata, kira-kira apa yang akan
saya jawab ? #abaikan.
Saat
memasuki taman kanak-kanak, dengan wajah senyum yang indah, Ibu guru TK
bertanya ‘anak-anak, kalau nanti kalian besar, kalian mau jadi apa ?’. Kadang,
ada hari dimana kita membawa kotak makanan, lalu muncul rasa penasaran melihat
kotak makanan teman dan kita pun bertanya ‘kamu bawa apa hari ini ?’ dan kalau
rasa malunya agak kurang, kita biasanya akan bertanya ‘minta donk ?’ *sambil
pasang wajah kucing imut di Shrek*.
Sekolah
dasar pun tak luput dari tanya. ‘Mau lanjut ke SMP mana ?’. Ketika SMP pun masih
ditanya ‘Mau lanjut ke SMA mana ?’. Pun saat tamat dari SMA tetap ditanya ‘Mau
lanjut kuliah kemana ?’ Ayo Belajar sana !’.
Persoalannya
adalah kita kadang tidak mampu untuk menjawab setiap pertanyaan yang datang
pada kita. Bahkan ada waktu dimana kita terdesak oleh pertanyaan yang cukup
menyesakkan. Misalnya saat kita lulus kuliah dan bertitelkan sarjana, akan
muncul pertanyaan ‘Kapan cari kerja ?’. Kita biasanya akan gusar seketika. Lalu
mulai berusaha menjawab pertanyaan itu semampunya sembari tetap berpikir mau
nyari kerja dimana ya ?.
Atau
yang lebih gawat adalah pertanyaan yang menimpa para bujangan dan gadis yang
sudah berusia matang. Pertanyaan ‘Kapan nikah ?’ akan sering menghantui. Para
hantu pun suka sekali bertanya tentang ini, baik hantu dari kalangan junior
maupun hantu dari kalangan teman-teman kita sendiri. Akan semakin sesak jika
redaksi pertanyaannya seperti ini ‘Yang ini sudah nikah, teman kamu yang itu
sudah nikah, kamu kapan ?’. Pertanyaan yang diawali dengan perbandingan itu benar-benar
bikin sesak kapten.
Ah,
bahkan saat nanti sudah menikah pun akan tetap ditanya ‘kapan rencana mau punya
anak ?’ lalu saat sudah punya anak juga ditanya ‘anaknya laki atau perempuan
?’. Saat anak sudah mulai balita ditanya ‘nanti mau TK dimana ? SD dimana ? SMP
dimana ? SMA dimana ? Kuliah dimana ? dan seterusnya.
Hidup
ini adalah lingkaran pertanyaan. Kehidupan diawali dengan pertanyaan dan
diakhiri pula dengan pertanyaan. Persoalannya adalah bagaimana kita berusaha
untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan bijak dan indah, tidak dengan
kesedihan dan kegagalan.
Yang
jelas, selama hidup kita tidak akan pernah berhenti ditanya. Maka, semakin siap
kita dalam menyiapkan jawaban, akan semakin rileks kita dalam menghadapi
pertanyaan tersebut. Yah, walau pertanyaan tersebut memberikan pengaruh, namun
paling tidak jangan sampai pertanyaan itu malah menambah beban kita. Jadikan ia
sebagai pelecut semangat kita dalam mewujudkan cita dan harapan.
Ah,
bahkan, sampai di liang kubur pun, saya yakin kita masih akan ditanya. ‘Man
Rabbuka ?’, pertanyaannya adalah siapkah kita menjawab tanya ini dengan benar
dan tepat ? #ah_maaf_bertanya_lagi.
0 komentar