Maka, Berproseslah !
6:24 AM
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sekiranya kiamat datang, sedangkan di tanganmu ada anak pohon kurma, maka jika (masih) bisa menanamnya (tidak berlangsung kiamat itu sehingga selesai menanam tanaman), hendaklah kamu menanamnya (HR. Ahmad)
Disini Rasulullah Saw mengajarkan kita arti sebuah proses. Bahkan ketika kita sadar sepenuhnya bahwa kehancuran pasti datang, tetaplah menjalani proses yang ada. Melakukan perbaikan adalah proses yang harus terus berjalan walau mungkin ujungnya tidak bisa kita raba apalagi prediksi.
Islam tidak mengajarkan kita untuk menjadi pragmatis. Kita diajarkan untuk berproses, hikmah besarnya adalah agar kita yakin bahwa hasil akhir usaha kita adalah kuasa Allah, sehingga kita pun berserah sepenuhnya pada Allah dan disaat yang sama juga mengusahakannya sekuat kemampuan kita.
Kita diajarkan untuk berproses juga agar kita menyadari bahwa kita bukanlah makhluk sempurna. Sehingga evaluasi harus terus dilakukan. Tanpa evaluasi dan merasa benar sendiri cenderung membawa kita pada sifat iblis, penyangkalan dan pembenaran.
Kita diajarkan untuk berproses, makanya dalam Islam, ibadah yang sedikit namun kontinyu dibilang sebuah hal yang sangat baik, ketimbang ibadah borongan. Hal ini karena ibadah yang sedikit, sederhana namun kontinyu bukan hanya bertujuan pada hasil (berupa pahala dan keredhaan Allah) namun juga sebagai pembentuk karakter diri menjadi orang yang dalam tingkah sederhananya selalu merasakan adanya kuasa dan pantauan Allah. Hal ini akan membentuk karakter muraqabah, selalu merasa diawasi Allah.
Maka, berproseslah !
Disini Rasulullah Saw mengajarkan kita arti sebuah proses. Bahkan ketika kita sadar sepenuhnya bahwa kehancuran pasti datang, tetaplah menjalani proses yang ada. Melakukan perbaikan adalah proses yang harus terus berjalan walau mungkin ujungnya tidak bisa kita raba apalagi prediksi.
Islam tidak mengajarkan kita untuk menjadi pragmatis. Kita diajarkan untuk berproses, hikmah besarnya adalah agar kita yakin bahwa hasil akhir usaha kita adalah kuasa Allah, sehingga kita pun berserah sepenuhnya pada Allah dan disaat yang sama juga mengusahakannya sekuat kemampuan kita.
Kita diajarkan untuk berproses juga agar kita menyadari bahwa kita bukanlah makhluk sempurna. Sehingga evaluasi harus terus dilakukan. Tanpa evaluasi dan merasa benar sendiri cenderung membawa kita pada sifat iblis, penyangkalan dan pembenaran.
Kita diajarkan untuk berproses, makanya dalam Islam, ibadah yang sedikit namun kontinyu dibilang sebuah hal yang sangat baik, ketimbang ibadah borongan. Hal ini karena ibadah yang sedikit, sederhana namun kontinyu bukan hanya bertujuan pada hasil (berupa pahala dan keredhaan Allah) namun juga sebagai pembentuk karakter diri menjadi orang yang dalam tingkah sederhananya selalu merasakan adanya kuasa dan pantauan Allah. Hal ini akan membentuk karakter muraqabah, selalu merasa diawasi Allah.
Maka, berproseslah !
0 komentar