Peristiwa-peristiwa Penting yang terjadi di Bulan Ramadhan

7:25 AM

 

Dalam sejarahnya, ada begitu banyak peristiwa penting yang pernah terjadi di bulan Ramadhan. Peristiwa-peristiwa tersebut mengajarkan kita bahwa bulan Ramadhan bukan bulan bermalas-malasan, bukan bulan berlelah-lelahan dengan mengatasnamakan “lelah karena sedang berpuasa”. Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan bahwa bulan Ramadhan mestinya adalah bulan meningkatnya produktifitas, karena syiar yang dibawa bulan Ramadhan dengan puasanya adalah syiar kekuatan, kesungguhan dan meningkatnya amal.

Diantara peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan tersebut adalah:

1. Perang Badar Kubra, terjadi pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun kedua dari hijrah. Pada perang ini, kaum muslimin yang secara kuantitas lebih sedikit dari kafir Quraisy berhasil memperoleh kemenangan. Di perang ini pula, terbunuh “Fir’aun”nya kafir Quraisy, Abu Jahal.

2. Fathu Makkah, terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun kedelapan dari hijrah. Pada peristiwa ini pula segala berhala yang ada di sekitar Ka’bah dihancurkan.

3. Perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun kesembilan dari hijrah.

4. Menyebarnya Islam di Yaman, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke 10 hijriyah

5. Penghancuran Berhala Uzza, terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedelapan hijriyah, dimana Khalid bin Walid menghancurkan sebuah rumah yang merupakan tempat penyembahan terhadap berhala Uzza. Rasulullah Saw pun bersabda “Itulah Uzza, maka janganlah kamu menyembahnya lagi selama-lamanya”

6. Penghancuran Berhala Laata, terjadi pada bulan Ramadhan tahun kesembilan hijriyah, saat ini Nabi Saw memenuhi permintaan penduduk Thaif yang ingin belajar tentang Islam. Disana Rasulullah Saw menghancurkan Laata, salah satu berhala besar yang pernah disembah oleh penduduk Thaif.

7. Peristiwa Zallaqa, terjadi pada hari Jum’at tanggal 25 Ramadhan tahun 479 hijriyah, dimana terjadi perang antara pasukan Islam melawan kaum Frank pimpinan Alvonso VI di daerah dekat Portugal saat ini.

8. Perang ‘Ain Jalut, terjadi pada hari Jum’at tanggal 15 Ramadhan 658 hijriyah. Saat itu kaum muslimin melawan pasukan raksasa dari mongol yang sebelumnya berhasil meluluh lantakkan kota Baghdad dan menandai berakhirnya dinasti Abbasiyah. Perang sengit ini berhasil dimenangkan oleh kaum muslimin sehingga orang mongol terpaksa mundur. Pasukan muslimin yang dipimpin langsung oleh Sultan Qutuz (Sultan Kerajaan Mamalik di Mesir) berhasil menegakkan kekuasaan Islam kembali di daerah Syam yang sebelumnya secara de facto di kuasai oleh mongol.

9. Fathu Andalus/Spanyol, terjadi pada tanggal 28 Ramadhan 92 hijriyah dengan pasukan yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad.

10. Pembebasan kembali tanah yang dikuasai kaum Salib oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 584 hijriyah.

11. Perang Yakhliz, terjadi pada tanggal 15 Ramadhan 1294 hijriyah. Pada perang ini, tentara Islam dari dinasti Utsmany dipimpin oleh Ahmad Mukhtar Basya dengan pasukan berjumlah 34.000 berhasil mengalahkan tentara Rusia yang berjumlah 740.000. Kurang lebih 10.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran tersebut.

12. Perang Yom Kippur, terjadi pada tanggal 10 Ramadhan 1390 hijriyah antara pasukan Islam (Mesir dan Syria) melawan Israel. Pada perang tersebut, tentara Islam berhasil merebut benteng dan garis Bar Lev yang merupakan daerah pertahanan Israel. Pada perang ini pula, tanah palestina berhasil direbut kembali dari pendudukan mutlak Israel.

13. Dan masih banyak peristiwa penting lainnya

Selain peristiwa tersebut diatas, bulan Ramadhan juga merupakan bulan diturunkannya kitab-kitab dan lembaran-lembaran suci. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: Allah memberikan kemuliaan kepada bulan puasa ini dari bulan-bulan lainnya dengan memilih bulan ini sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an.

Di awal bulan Ramadhan, diturunkan lembaran suci (shuhuf) kepada Nabi Ibrahim as. Kemudian diturunkan kitab Taurat, kitab Zabur, kitab Injil dan Al-Qur’an juga di bulan Ramadhan.

Dari berbagai peristiwa diatas, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa seorang muslim harus bisa merespon kondisi disekitarnya, mampu berdialog dengan zamannya dan menjauhi apologi-apologi yang negatif. Buktinya, walaupun dalam keadaan puasa, namun kaum muslimin masih sanggup untuk berjuang dan meningkatkan produktifitasnya. Melaksanakan kewajiban agama jangan dijadikan alasan untuk abai dan berleha-leha dari kewajiban kehidupan pribadi dan sosial. Islam malah memberikan pilihan untuk berbuka bagi yang melaksanakan perjalanan. Hal ini mengindikasikan bahwa Islam sama sekali tidak menjadikan syariatnya sebagai penghambat produktifitas sebagaimana yang sering didengung-dengungkan oleh kaum liberal dan komunis.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images