Sound Effect pada teks Al-Qur’an persfektif Said Nursi

7:31 PM

Kalau dalam tulisan kemaren, kita mencoba meresapi hasil kajian estetika imagination effect al-Qur’an oleh Syaikh Badiuzzaman Said Nursi, kali ini kita akan coba berceloteh singkat tentang sound effect dalam estetika Al-Qur’an. Kalau imagination effect berangkat dari analisa semantik-filologis yang mengandalkan pembacaan akal manusia, maka sound effect berpijak pada gaya pembacaan oral yang menitikberatkan pada aspek fonologis-fonetis (makharij al-huruf wa shifatiha), serta dimensi akustik (musik kata). Pembahasan semacam ini secara lebih spesifik dikaji dalam tema anomatophia al-Qur’an atau semantik-akustik. Salah satu tujuannya adalah mengungkap dimensi kemukjizatan Al-Qur’an sebagai Audio-Teks yang mampu ‘menyihir’ pendengar arab maupun non-arab, meskipun mereka tidak mengerti atau memahami kandungan isinya. Tentu saja hal ini juga bergantung pada kefasihan seorang pelafal dalam melafalkan Al-Qur’an. Mari kita simak contoh berikut.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah suka mencari-cari keburukan, dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (Q.S Al-Hujurat Ayat 12)

Said Nursi memperagakan keahlian estetikanya lewat penjelasannya: “Ayat yang mulia ini melarang sifat ghibah (gosip, fitnah) dengan enam tingkatan, serta mengecam sifat tersebut dengan pedas dan keras. Ayat ini ditujukan kepada para penggemar ghibah yang dideskripsikan sebagai berikut:

1. Pada kata أَيُحِبُّ terdapat retorika interogatif dengan menggunakan huruf hamzah

2. Pada kata أَيُحِبُّ ungkapan khitab (teks) dimulai dengan huruf hamzah

3. Pada kata أَحَدُكُمْ terdapat satu huruf hamzah

4. Pada kata أَنْ يَأْكُلَ terdapat dua huruf hamzah

5. Pada kata أَخِيهِ terdapat satu huruf hamzah

6. Pada kata مَيْتًا terdapat huruf hamzah yang telah melebuh sebagai huruf ya’

Apa korelasi pembahasan ini dengan sound effect ? simaklah pengantar teoritis berikut:

Para ahli fonetika dan fonologis (tajwid) klasik maupun kontemporer hampir bersepakat bahwa huruf hamzah mempunyai sifat Jahriyyah/infijariyyah, Syadidah (Eksplosif-Aksentuatif), sehingga jika diucapkan akan lahir bunyi yang menyentak, menghentak dan meledak.

Sedangkan jika ditinjau dari tempat keluarnya (makhraj al-Huruf), hamzah merupakan huruf Aqsha Al-Halqi (tenggorokan paling dangkal), sehingga untuk mengucapkannya secara benar dan tepat, sangatlah sulit. Tidak heran apabila sebagian pakar menobatkan huruf hamzah sebagai huruf yang paling berat.

Lalu apa korelasi pengantar teoritis ini dengan tema estetika Al-Qur’an ? mari kita nukil kembali sedikit penjelasan Said Nursi (dengan sedikit tambahan dari penulis) :

1. Pada kata أَيُحِبُّ terdapat retorika interogatif dengan menggunakan huruf hamzah

Seperti kita tahu, kata tanya “Apakah” dalam gramatikal arab bisa menggunakan banyak bentuk dan retorika. Namun mengapa huruf hamzah yang dipilih ? seperti kita simak diatas, huruf hamzah jika diucapkan akan melahirkan bunyi menyentak dan menghentak. Sehingga diksi huruf hamzah sebagai kata tanya menjustifikasikan penegasan dan penekanan sekaligus rangsangan terhadap logika kita.

Seolah-olah ada hentakan-hentakan yang jika kita tangkap dengan logika kita, benar-benar terasa sedang disindir bahkan terancam. Apakah kamu suka – salah seorang kamu – untuk memakan – daging saudaranya – yang telah mati ?. Ada tekanan-tekanan di setiap huruf hamzahnya. Said Nursi menjelaskan “Apakah kalian tidak memiliki akal yang merupakan tempat pertanyaan dan jawaban?”

2. Pada kata أَيُحِبُّ ungkapan khitab (teks) dimulai dengan huruf hamzah

Kata حِبُّ yang dapat diartikan “cinta” secara maknawi adalah sesuatu yang paling indah dan paling romantis. Bahkan ketika kata حِبُّ diucapkan secara verbal, akan menimbulkan efek akustik dan getaran emosi yang dapat membawa sang pendengar ke alam surgawi. Namun dengan masuknya huruf hamzah yang menyentak dan paling sulit diucapkan, ungkapan kata cinta itu berubah menjadi keras, kasar, tidak enak, menyentak dan menghentak.

***

Kembali, bahasan tentang ini memang butuh pembacaan yang mendalam dan studi antar multi disiplin ilmu. Walau begitu, warisan Said Nursi ini sangatlah berharga untuk diteliti lebih lanjut. Sehingga menambah kekayaan khazanah islam terutama dalam hal memaknai Al-Qur’an sebagai mukjizat yang kekal hingga akhir zaman.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images